Temaram langit senja itu begitu syahdu seakan menggambarkan perasaanmu saat itu. Deretan kaktus kecil menghiasi jalan setapak di taman itu mewakili banyaknya problematika kehidupan yang menghiasi jalan hidupmu.
Aku tersentak mendengar desah nafasmu, sontak kugenggam telapak tangan dinginmu tuk sekedar menghangatkan suasana hatimu. aduhai gadis manis pujaan hatiku.
Ingin kukatakan perasaanku padamu setelah kau berkata, "Kang, bawalah aku pergi kemanapun engkau mau".
tetapi akal warasku mengingatkanku.Karena status sosialmu, karena keadaanmu dan karena faktor yang lain maka akupun mundur selangkah demi selangkah.
Senja semakin sayu mengharubirukan perasaanmu tatkala orang tuamu memilih dirinya untukmu. Kau senderkan kepalamu ke dadaku yang semakin lesu hadapi kenyataan di depan mataku.Ah.. hidup.. hidup.hatikupun semakin rancu hadapi impian, hasrat dan kenyataan..
Ya Rab, senja itu,
di taman di kaki gunung itu..
Era Digital semakin memudahkan manusia untuk mewartakan apa yang dirasa,dilihat dan didengar setiap saat.
Total Tayangan Halaman
Sabtu, 30 Oktober 2010
Jumat, 22 Oktober 2010
Aku dan anakku
Kring....
kring....
kring....
tersentak aku dari konsentrasi.Suara itu telah membangunkanku dari keseriusan pandanganku terhadap layar monitor.
"Selamat malam, pak. kami dari RSIA mengabarkan bahwa istri anda sedang dalam penanganan dokter kami".
Aku kembali terhenyak mendengar suara tsb.
Sore tadi istriku memang minta ijin periksa kandungan ke bidan karena sesak nafas, tapi kok jadi di rawat di RSIA...?
Pelan-pelan ku tata pikiranku mencermati apa yang disampaikan perawat lewat telp tsb.
"Pak, istri Anda harus di operasi Cesar karena posisi janin melintang". deg..aku makin khawatir. terus terang aku khawatir keadaan istri dan anakku juga mentalku down mendengar bahwa harus ada biaya yang disediakan minimal 10 Juta.
Demi keselamatan semuanya maka kuikuti saran saudara-saudaraku agar semua diserahkan pada Alloh dan dipercayakan pada RS yang bersangkutan.
Waktu demi waktu kulalui dengan perasaan tak menentu, aku disini sedang istriku di RS sana sendiri menghadapi meja operasi dan anakku yang ke-1 sama siapa sekarang?.
Pukul 23.30 mobil yang kutunggupun datang juga.Aku bergegas pun bergegas pulang.Di tengah jalan istriku masih sempat menelpon agar aku langsung saja ke RS dan mengabarkan bahwa beberapa menit lagi istriku akan segera di Operasi.
Terus kupanjatkan doa untuk keselamatan semuanya selama dalam perjalanan yang kurasa sangat lama tsb.
Pukul 00.30 aku sampai di RS, langsung aku turun dari mobil dan menyapa petugas satpam:"Selamat siang pak".Satpam tersebut kelihatan bingung.beberapa saat kemudian baru aku sadari bahwa karena kegugupanku aku jadi salah mengucap selamat siang padahal waktu itu masih pukul 00.30 pagi.
Aku menuju Resepsionis dan menanyakan perihal istriku dan di sampaikan bahwa istriku masih di ruang operasi.Aku kembali menunggu dengan pikiran yang tak menentu.
Pukul 00.50 aku dipanggil masuk ke dalam ruang operasi karena anakku sudah lahir.
Aku memasuki ruang tsb dan kemudian mendapati sesosok bayi merah yang sedang dalam penanganan dokter pasca operasi.Satu demi satu aku dikenalkan pada dokter-dokter yang menangani operasi istri dan anakku.
Aku gendong anakku untuk ku perdengarkan adzan dan iqomat. Aku sangat terharu saat mengumandangkan adzan dan iqomat sampai menitikkan air mata.Setelahnya dokter mengambil alih penanganan anakku kembali.
Kembali anakku ditempatkan di meja,kemudian sebuah selang kecil dimasukkan ke Mulutnya, masuk kedalam tenggorokannya, dipompa lagi sehingga cairan itu keluar melalui selang tsb, berulang ulang hal tsb dilakukan dokter.
Beberapa saat kemudian dokter menyampaikan bahwa anakku harus dirawat di Incubator dan di Oxigen.
Aku termangu seaaat melihat kondisi anakku dan kemudian aku melihat keadaan istriku yang belum siuman.Dalam keadaan yang begitu tidak nyaman tsb aku kembali dihadapkan kenyataan bahwa aku harus mengurusi administrasi RS.Kembali aku melihat keadaan istriku dan Alhamdulillah sekarang sudah siuman namun masih dalam keadaan setengah sadar.Beberapa saat kemudian istriku menanyakan keadaan anak kami lalu ia pun dipindah ke ruang perawatan.
Sesampai di ruang perawatan kembali istriku menanyakan keadaan anak kami. Dengan hati hati kusampaikan bahwa anak kami dalam keadaan baik baik saja lalu istriku tertidur kembali.
Bergegas aku ke Musholla RS, kuambil air wudhu lalu berdoa demi kesehatan anak dan istriku.
Selasa, 24 Maret 2009 aku dipanggil dokter yang menangani anakku, disampaikan kepadaku bahwa anakku mengalami masalah dengan pernapasan dan jantungnya.Kaki dan tangan anakku membiru bila Oxigen dilepaskan dari Incubatornya.Kemungkinan terburuk adalah anakku mengalami kelainan jantung, maka disarankan agar dibawa ke RS HI dengan kisaran biaya 1 juta/ hari.Akupun minta pendapat dokter tentang kemungkinan yang lain.Lalu dokter menyarankan agar anakku di bawa ke RS EKA untuk observasi dan pemeriksaan dengan Ecographi.
Kembali aku menemui istriku di ruang perawatan,kambali aku dihadapkan pertanyaan tentang anak kami.aku makin gelisah.(bersambung)
kring....
kring....
tersentak aku dari konsentrasi.Suara itu telah membangunkanku dari keseriusan pandanganku terhadap layar monitor.
"Selamat malam, pak. kami dari RSIA mengabarkan bahwa istri anda sedang dalam penanganan dokter kami".
Aku kembali terhenyak mendengar suara tsb.
Sore tadi istriku memang minta ijin periksa kandungan ke bidan karena sesak nafas, tapi kok jadi di rawat di RSIA...?
Pelan-pelan ku tata pikiranku mencermati apa yang disampaikan perawat lewat telp tsb.
"Pak, istri Anda harus di operasi Cesar karena posisi janin melintang". deg..aku makin khawatir. terus terang aku khawatir keadaan istri dan anakku juga mentalku down mendengar bahwa harus ada biaya yang disediakan minimal 10 Juta.
Demi keselamatan semuanya maka kuikuti saran saudara-saudaraku agar semua diserahkan pada Alloh dan dipercayakan pada RS yang bersangkutan.
Waktu demi waktu kulalui dengan perasaan tak menentu, aku disini sedang istriku di RS sana sendiri menghadapi meja operasi dan anakku yang ke-1 sama siapa sekarang?.
Pukul 23.30 mobil yang kutunggupun datang juga.Aku bergegas pun bergegas pulang.Di tengah jalan istriku masih sempat menelpon agar aku langsung saja ke RS dan mengabarkan bahwa beberapa menit lagi istriku akan segera di Operasi.
Terus kupanjatkan doa untuk keselamatan semuanya selama dalam perjalanan yang kurasa sangat lama tsb.
Pukul 00.30 aku sampai di RS, langsung aku turun dari mobil dan menyapa petugas satpam:"Selamat siang pak".Satpam tersebut kelihatan bingung.beberapa saat kemudian baru aku sadari bahwa karena kegugupanku aku jadi salah mengucap selamat siang padahal waktu itu masih pukul 00.30 pagi.
Aku menuju Resepsionis dan menanyakan perihal istriku dan di sampaikan bahwa istriku masih di ruang operasi.Aku kembali menunggu dengan pikiran yang tak menentu.
Pukul 00.50 aku dipanggil masuk ke dalam ruang operasi karena anakku sudah lahir.
Aku memasuki ruang tsb dan kemudian mendapati sesosok bayi merah yang sedang dalam penanganan dokter pasca operasi.Satu demi satu aku dikenalkan pada dokter-dokter yang menangani operasi istri dan anakku.
Aku gendong anakku untuk ku perdengarkan adzan dan iqomat. Aku sangat terharu saat mengumandangkan adzan dan iqomat sampai menitikkan air mata.Setelahnya dokter mengambil alih penanganan anakku kembali.
Kembali anakku ditempatkan di meja,kemudian sebuah selang kecil dimasukkan ke Mulutnya, masuk kedalam tenggorokannya, dipompa lagi sehingga cairan itu keluar melalui selang tsb, berulang ulang hal tsb dilakukan dokter.
Beberapa saat kemudian dokter menyampaikan bahwa anakku harus dirawat di Incubator dan di Oxigen.
Aku termangu seaaat melihat kondisi anakku dan kemudian aku melihat keadaan istriku yang belum siuman.Dalam keadaan yang begitu tidak nyaman tsb aku kembali dihadapkan kenyataan bahwa aku harus mengurusi administrasi RS.Kembali aku melihat keadaan istriku dan Alhamdulillah sekarang sudah siuman namun masih dalam keadaan setengah sadar.Beberapa saat kemudian istriku menanyakan keadaan anak kami lalu ia pun dipindah ke ruang perawatan.
Sesampai di ruang perawatan kembali istriku menanyakan keadaan anak kami. Dengan hati hati kusampaikan bahwa anak kami dalam keadaan baik baik saja lalu istriku tertidur kembali.
Bergegas aku ke Musholla RS, kuambil air wudhu lalu berdoa demi kesehatan anak dan istriku.
Selasa, 24 Maret 2009 aku dipanggil dokter yang menangani anakku, disampaikan kepadaku bahwa anakku mengalami masalah dengan pernapasan dan jantungnya.Kaki dan tangan anakku membiru bila Oxigen dilepaskan dari Incubatornya.Kemungkinan terburuk adalah anakku mengalami kelainan jantung, maka disarankan agar dibawa ke RS HI dengan kisaran biaya 1 juta/ hari.Akupun minta pendapat dokter tentang kemungkinan yang lain.Lalu dokter menyarankan agar anakku di bawa ke RS EKA untuk observasi dan pemeriksaan dengan Ecographi.
Kembali aku menemui istriku di ruang perawatan,kambali aku dihadapkan pertanyaan tentang anak kami.aku makin gelisah.(bersambung)
Langganan:
Postingan (Atom)